Rabu, 07 November 2012

Jatuh Cinta Di Dunia Maya


Jatuh Cinta Di Dunia Maya
Wigas Pratama - Banjarnegara

Jatuh cinta berjuta rasanya. Dunia terasa begitu indah dan menyenangkan Cinta dapat memberikan semangat yang luar biasa. Kehadiran cinta dapat datang tiba-tiba, pada pandangan pertama, kesepahaman, kecocokan, cara pandang yang sama, dan seringnya bertemu.
Kini, dengan semakin berkembangnya teknologi internet dan dunia maya yang begitu pesat, jatuh cinta dapat terjadi di dunia maya. Mulai dari situs pertemanan Facebook, Twitter, Yahoo Messenger, dan aneka situs dan forum lainnya yang memudahkan seorang berkomunikasi melalui fasilitas chat. Ini didukung pula oleh adanya fasilitas webcam yang dimiliki oleh semua laptop.
Dengan internet, kita dapat berkomunikasi akrab dengan seseorang di dunia maya melalui fasilitas chat, email, berbagi cerita, pengalaman, dan foto. Bermula dari obrolan ringan, banyak yang menemukan kecocokan dalam berkomunikasi. Tak jarang, mereka mencurahkan isi hatinya melalui chat. Bahkan, mereka bisa tersenyum dan menangis di depan laptop. Kebiasaan ini, tanpa disadari menimbulkan benih-benih cinta atau rasa suka kepada teman chat di dunia maya.
Jatuh cinta di dunia maya, biasanya lebih didominasi oleh para remaja yang berusia belasan tahun hingga yang berstatus mahasiswa. Kini, wabah cinta dunia maya pun mulai merambah kalangan pekerja. Ini umumnya terjadi karena kesibukan di dunia kerja yang sangat menyita waktu.
Perkenalan di dunia maya dilanjutkan dengan tatap muka, bahasa gaulnya kopi darat. Pertemuan ini untuk mengenal lebih lanjut seseorang yang dikenal di dunia maya. Hanya mengobrol intensif di dunia maya tanpa pernah bertemu tentu menimbulkan ada rasa penasaran.
Beberapa bulan yang lalu, saya menghadiri pernikahan seorang kerabat jauh. Menurut sepupu saya, kedua mempelai berkenalan melalui situs pertemanan Facebook. Pengantin pria, seorang mahasiswa yang sedang melanjutkan kuliah di negara Paman Sam. Sedangkan pengantin wanita, mahasiswa yang berkuliah di Jakarta. Komunikasi jarak jauh, melalui situs pertemanan dan telepon sekitar dua tahun, dilanjutkan dengan kopi darat saat keduanya sedang liburan. Setelah beberapa kali pertemuan, akhirnya mereka bersepakat untuk melangsungkan resepsi pernikahan di hotel. Setelah berbulan madu di pulau Bali, kini pasangan tersebut menetap di negara Paman Sam.
Jauh sebelum kemajuan teknolgi internet, berkomunikasi dengan seseorang yang baru dikenal biasanya dilakukan melalui surat-menyurat. Dari orang asing kemudian terjalin persahabatan melalui sepucuk surat, inilah yang disebut sahabat pena. Dari persahabatan ini, kemudian saling bertemu dan berakhir di pelaminan. Secara tidak langsung, petugas pos ikut berjasa mempersatukan mereka melalui sahabat pena.
Seiring pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, sahabat pena telah digantikan oleh sahabat dunia maya. Proses berkomunikasi semakin singkat. Begitu selesai mengetik kalimat, lalu menekan tombol kirim. Dalam hitungan beberapa detik, informasi yang kita kirim mendapat balasan dari teman yang berada jauh di belahan dunia sana. Kita langsung bisa membacanya di layar laptop atau perangkat lainnya.
Yang lebih seru, komunikasi di internet bisa lebih ekspresif karena adanya emoticon. Konon, simbol-simbol emosi/emoticon seperti tersenyum, tertawa, sedih, marah dan simbol yang lainnya, mempunyai makna yang hampir sama dengan kata-kata yang diucapkan.
Sesuatu yang berlebihan tentu menimbulkan efek negatif. Begitu pula jika kita sudah kecanduan chatting. Kita bisa melupakan aktivitas sehari-hari, sahabat, dan teman di sekitar kita. Yang lebih parah, chat memicu keretakan rumah tangga akibat pasangan yang lebih senang berkomunikasi dengan teman di dunia maya. Bisa juga terjadi, putusnya hubungan percintaan di dunia nyata karena mereka tertarik pada seorang yang belum dikenalnya di dunia maya.
Teman dunia maya asalnya bisa dari berbagai penjuru dunia yang memiliki perbedaan waktu. Perbedaan waktu ini bukan penghalang untuk chat dengan teman. yang rela tidur larut malam dan menahan rasa kantuk hanya untuk chat.
Adanya kecocokan dalam berkomunikasi membuat kita seakan-akan mengenal kepribadian teman di dunia maya dengan baik. Padahal, perkenalan itu hanya berdasarkan untaian kalimat. Kita seakan berkomunikasi dengan seorang sahabat dan teman yang sudah akrab dan kenal lama, meskipun belum pernah bertemu muka atau kopi darat.
Di dunia maya, seorang dapat menjadi siapa saja. Nama yang digunakan biasanya nick name, bukan nama asli. Nickname dipilih yang unik, bagus, dan keren. Agar lebih mengesankan, profil chat dilengkapi foto diri terbaik. Bahkan, kerap terjadi, foto yang digunakan bukan foto diri dan identitas diri juga bukan yang sesungguhnya. Ini yang menjadikan citra diri seorang di dunia maya dapat tampil begitu sempurna. Makanya, tak jarang, setelah keduanya bertemu muka atau kopi darat, yang timbul berupa kekecewaan.
Sebenarnya, jatuh cinta di dunia maya hampir sama dengan jatuh cinta di dunia nyata. Hanya saja, kita harus bersiap diri untuk kecewa ketika bertatap muka dengan teman di dunia maya yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan atau bayangkan sebelumnya. Apalagi jika jika identitas yang diberikan saat chat adalah bohong belaka.
Komunikasi tulisan lewat chat berganti menjadi komunikasi lisan yang kadang bisa berubah menjadi tidak lancar. Kata-kata manis dan perhatian yang diumbar saat bisa berubah pada saat pertemuan.
Inilah yang membuat banyak orang meragukan kisah cinta di dunia maya. Bahkan, utamanya generasi tua, ada yang mengatakan cinta di dunia nyata hanyalah khayalan atau cinta mimpi. Tetapi yang namanya cinta bisa hadir melalui apa saja dan kapan saja, tak terhalang ruang dan waktu.
Sepupu saya menemukan cintanya lewat dunia maya. Awalnya, ia berkenalan dengan seorang laki-laki di sebuah chat room. Ia berasal dari negeri kangguru. Perkenalan ini berlanjut dengan saling mengirim email, bertukar foto, dan komunikasi intensif melalui telepon.
Setahun setelah berkenalan di dunia maya, kekasih kakak sepupu saya berkunjung ke Jakarta. Kakak sepupu saya pun membalas kunjungannya dengan berlibur ke Australia. Ia kemudian dikenalkan dengan orangtua kekasihnya. Setelah pertemuan di sana, kekasihnya datang melamar kepada orang tua sepupuku di Jakarta. Resepsi keduanya dilangsungkan di Australia. Saat ini, kakak sepupu saya sedang menyiapkan diri untuk menyambut kehadiran buah hatinya yang kedua.
Cinta adalah anugerah. Jatuh cinta di dunia maya, lalu membina hubungan yang lebih serius dengan teman yang dikenal di dunia maya, tidak ada yang melarang. Siapa tahu, jodoh dan pujaan hati memang ditakdirkan untuk bertemu di dunia maya. Hanya diperlukan kejujuran dan keterbukaan, serta saling menghargai dari kedua belah pihak agar segalanya menjadi indah pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar